Pelanggaran batas laut merupakan ancaman terbesar bagi kedaulatan Indonesia. Hal ini terbukti dari seringnya terjadi pelanggaran batas laut oleh negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan China. Pelanggaran ini dapat berupa penangkapan ikan secara ilegal, eksploitasi sumber daya alam, hingga masuknya kapal asing ke perairan Indonesia tanpa izin.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI), Prigi Arisandi, pelanggaran batas laut merupakan masalah serius yang harus segera diatasi. “Indonesia memiliki potensi sumber daya laut yang sangat besar, namun jika terus dilakukan pelanggaran batas laut, kedaulatan Indonesia akan terus terancam,” ujar Prigi.
Salah satu contoh pelanggaran batas laut yang pernah terjadi adalah insiden kapal China yang masuk ke perairan Natuna tanpa izin pada tahun 2020 lalu. Hal ini menimbulkan ketegangan antara Indonesia dan China, serta menunjukkan betapa pentingnya menjaga kedaulatan laut Indonesia.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Indonesia harus mampu menjaga kedaulatan lautnya dengan baik. “Pelanggaran batas laut harus dihentikan, kita harus bersikap tegas terhadap negara-negara yang mencoba melanggar kedaulatan laut Indonesia,” ujar Luhut.
Untuk mengatasi pelanggaran batas laut, diperlukan kerjasama antara pemerintah, TNI AL, dan masyarakat. Selain itu, penegakan hukum yang tegas juga harus dilakukan agar pelaku pelanggaran batas laut tidak merasa bebas melakukan tindakan ilegal di perairan Indonesia.
Dengan menjaga kedaulatan laut, Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan dan melindungi kepentingan nasional. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya menjaga batas laut harus ditingkatkan, agar Indonesia tetap kuat dan teguh dalam menghadapi pelanggaran batas laut. Semoga dengan langkah-langkah yang tepat, kedaulatan laut Indonesia dapat terus terjaga dan terlindungi dari ancaman terbesar, yaitu pelanggaran batas laut.